Oktober 2013
Aku dan enam
belas orang memutuskan melakukan pendakian di Gunung Merbabu. Kami berangkat
dari jogja menuju basecamp dengan mengendarai sepeda motor. Sebelum berangkat,
aku mengajak teman satu kelasku, panggil saja Puspa. Buat Puspa ini merupakan
pendakian pertamanya, dan pendakian ketiga kalinya untukku setelah gunung lawu
dan ranu kumbolo.
Awalnya
Puspa tidak ingin ikut, tapi akhirnya
dia memutuskan untuk ikut. Perjalanan kami di mulai dari PKM FT UNY.
Perjalanan yang cukup panjang, karena barang bawaan yang tidak sedikit,
mejadikan kami harus lebih hati-hati dalam mengendarai sepeda motor.
Hampir
sampai di Bascame Gunung Merbabu, salah satu dari kami terjatuh dari motor.
Tapi syukurlah tidak ada luka. Sesampai di basecamp, kami langsung melakukan
pendakian. Karena diantara kami banyak pendaki pemula, waktu perjalanan terasa
sangat lama. Ya, waktu istirahat saat perjalanan terlalu lama hingga akhirnya
perjalanan pun menjadi sangat lama. Tapi itu sangat wajar bagi pendaki pemula.
Lebih baik istirahat dan sampai dengan selamat daripada harus memaksakan dan
kondisi badan tidak stabil.
Ini
merupakan pendakian yang sangat amat berkesan, karena kami memilih jalan yang
salah dan akhirnya harus membuat jalan untuk menemukan jalan yang seharusnya
kami lalui. Perjalan ini cukup ekstrim bagi pemula, karena memang jalan yang
kami pilih bukanlah jalan pendaikan yang sering dilalui pendaki. Tapi kami
percaya, akan ada jalan keluar untuk sampai di Puncak Merbabu.
Setelah
melakukan perjalan yang cukup lama, akhirnya kami sampai di Puncak Janagiri.
Sebelumnya, ku tak pernah mendengar puncak Janagiri, tapi akhirnya ku tau
Puncak Janagiri ini nama dari Universitas Janabadra Yogyakarta. Kami pun
melepas lelah sejenak disana, dan kami akan melanjutkan perjalanan ke puncak
berikutnya. Perjalanan dimulai, di
tengah perjalan menuju puncak Syarif diantara kami tidak kuat untuk melakukan
perjalanan. Hingga akhirnya berhenti dan memilih istirahat sembari menunggu
teman-teman kembali dari Puncak.
Hanya
delapan dari tujuh belas orang yang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan,
dan aku termasuk dalam delapan orang tersebut. Waktu yang kami punya cukup
singkat sehingga kami harus secepat mungkin sampai puncak dan kembali dengan
selamat. Rencana kami untuk sampai ke Puncak Kentheng Songo, terhenti di Puncak
Syarif karena mengingat teman-teman yang menunggu dibawah dan hendak kembali ke
Yogyakarta. Sampai di Puncak Syarif, kami membuka bekal untuk mengisi perut dan
mengabadikan dengan foto bersama. Waktu yang cukup singkat dan harus kembali
turun.
Akhrinya
kami semua sampai di tenda dan mulai mengemasi semua barang-barang sekaligus
sampah-sampah kami. Pendakian selesai, dan Puspa memutuskan untuk tidak
melakukan pendakian lagi. Karena ternyata Puspa tidak bisa jauh-jauh dengan
makeup. Ahhaa, sepertinya ku salah mengajakmu kawan. Tapi biarlah ini menjadi
pengalaman baru untukmu. Ahhaa
0 Comments